BERBAGIGURATAN "HVS": Oktober 2013

Jumat, 18 Oktober 2013

Di Tengah Bingar-bingar Ibukota dan Keteledoran Mengurus Warga Negara

Sejenak kita mengetahui bahwa sekian triliun rupiah untuk dibelanjakan pada alokasi Anggaran Rutin Pegawai, namun itu semua belum cukup menyelesaikan persoalan atau kesengajaan tidak diselesaikannya persoalan kekurangan gizi pada warga negara, selalu digembor-gemborkan kalo negara kaya akan sumber alam, namun sangat ironis kondisi keterbelakangan informasi, kemiskinan masih berada didepan mata kita semua. penulis mencoba menampilkan 5 kondisi kekurangan gizi di negeri ini 1.

Contoh Proposal Usaha Warung

PROPOSAL
PENGUATAN MODAL KELOMPOK USAHA WARUNG KELONTONG DALAM MEMPERTAHANKAN EKONOMI KERAKYATAN DI TENGAH PERSAINGAN MINIMARKET

A.   Pendahuluan          
      Kota Yogyakarta sebagai ikon pariwisata yang memiliki akar tradisi kuat di bidang ekonomi dan budaya kini menjadi salah satu sasaran empuk bagi para pebisnis lokal maupun asing, terutama keberadaan pasar modern yang kini menjamur dimana-mana. Baik daerah perumahan bahkan sampai ke pemukiman padat penduduk. Salah satu pasar modern yang kini menjamur adalah hadirnya beberapa gerai minimarket.

Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2009 menimbang bahwa perekonomian Indonesia disusun berdasarkan asas kekeluargaan dengan tujuan utama tercipta adanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat  bahwa pasar tradisional merupakan wadah membangun dan mengembangkan perekonomian bagi usaha kecil, menengah dan koperasi sebagai pilar perekonomian yang disusun berdasarkan atas asas kekeluargaan maka dipandang perlu perlindungan dan pemberdayaan usaha kecil

Kondisi tersebut lambat laun akan menjatuhkan pelaku usaha kecil seperti warung kelontong, pedagang kaki lima, maupun pasar tradisional yang di dalamnya didominasi masyarakat kecil. Sebab, dengan lokasinya yang terdapat di tengah-tengah pemukiman warga dan terkesan tak beraturan, para pedagang kecil itu khawatir akan berdampak pada kelangsungan usaha warung mereka yang kian hari kian dirasakan mengalami penurunan omzet.

Begitu pula hal yang sama berdampak bagi kelompok Mawar Putih sebagai yang terdiri dari pelaku usaha warung kelontong, usaha masakan rumahan (ratengan), selama tiga tahun belakangan ini mengalami penurunan omzet padahal keberadaan anggota kelompok Mawar Putih menjadi tumpuan ekonomi keluarga. Kelompok Mawar Putih Kelurahan Purbayan. Untuk itu kami mengajukan permohonan proposal  penguatan modal kelompok usaha warung kelontong dalam mempertahankan ekonomi kerakyatan di tengah persaingan minimarket. Adapun kegiatan penguatan modal kelompok yakni perbaikan prasarana pendukung warung kelontong dan penambahan modal usaha bagi anggota masakan rumahan (ratengan)

B.   Maksud dan Tujuan
·         Maksud dari proposal kegiatan ini adalah:
Memberikan nilai tambah sebagai modal usaha sekaligus untuk perbaikan sarana pendukung warung kelontong serta usaha masakan rumahan dalam meningkatkan perbaikan pendapatan ekonomi keluarga
·         Tujuan dari proposal kegiatan ini adalah:
Meningkatkan pendapatan keluarga sebagai upaya memperkuat pondasi ekonomi serta daya beli masyarakat.

C.   Daftar Anggota penerima Manfaat
(Terlampir disertai dengan KTP)
D.   Rencana Anggaran Modal
(Terlampir)
E.   Kondisi Usaha Kelompok

(Terlampir)